PURBALINGGA, Sebanyak 202 orang dari total 1.884 peserta Seleksi CPNS tidak hadiri tes. Dari 202 peserta, 188 orang diantaranya pelamar umum dan 14 orang dari honorer.
“14 orang honorer yang tidak hadir itu terdiri dari 10 orang dengan nama dobel, 1 orang telah diterima CPNS tahun lalu, 2 orang tanpa keterangan dan 1 orang pergi ke Kalimantan,” ujar Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wahyu Kontardi saat memantau jalannya tes di SMA N 1 Purbalingga, Minggu (3/11).
Dari 1.194 pelamar umum yang hadir harus bersaing ketat untuk memperebutkan 40 formasi yang tersedia. Sedangkan pada 488 honorer dari 502 orang yang terdaftar, mengikuti perhitungan 30 persen kuota nasional.
“Ya mudah-mudahan, dari 30 persen itu, honorer dari Purbalingga terbawa semua,” harapnya.
Untuk diketahui, pelaksanaan seleksi CPNS dipusatkan di empat lokasi. Untuk pelamar umum disebar di tiga tempat yaitu SMP N 2 Purbalingga, SMP N 5 Purbalingga dan SMA N 2 Purbalingga. Sedang peserta tes dari honorer dipusatkan di SMA N 1 Purbalingga.
“Kalau tes bagi pelamar umum pelaksanaan tes-nya hanya satu sesi sebanyak 120 menit dari jam 8 hingga jam 10. Sedangkan honorer tes-nya ada dua tahap, tahap pertama Tes Kemampuan Dasar selama 180 menit dari jam 8 sampai jam 11, untuk tahap kedua Tes Kompetensi Bidang mulai jam setengah satu sampai jam dua atau 90 menit,” paparnya.
Sulit
Salah satu peserta honorer dari Puskesmas Pengadegan, Sumini (44) mengaku kesulitan dalam mengerjakan soal sebanyak 180 nomor di sesi pertama. Hal yang sama juga dirasakan Kusmiyati (49) dari Puskesmas Karangreja dan Suwoyo (53) dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop).
“Paling sulit matematika. Kan butuh menghitung, orat-oret. Tapi karena waktunya terbatas, jadi asal-asalan. Padahal soal-soal terakhir justru malah gampang-gampang tapi waktunya sudah hampir habis. Yah mau bagaimana lagi,” ujar Suwoyo yang tiga tahun lagi harus pensiun.
Suwoyo mengaku pasrah meskipun sangat berharap bisa terbawa. Sebab jika tidak lulus, ia akan pensiun tanpa menikmati tunjangan pensiun. Padahal, dia telah mengabdi 25 tahun lamanya. Senada dengan Kusmiyati. Janda beranak dua yang telah mengabdi 18 tahun lamanya ini juga sangat berharap bisa lulus seleksi.
“Hidup saya sangat berat sejak suami pergi tanpa tanggung jawab. Honor yang saya terima di puskesmas memang tidak besar tapi alhamdulillah halal dan bisa untuk memenuhi kebutuhan anak-anak saya hingga semua bisa lulus SMA dan berkeluarga,” kisahnya.
Kusmiyati ingin resmi menjadi PNS agar pensiun kelak tidak menjadi tanggungan anak-anaknya. Tapi perempuan paruh baya ini Nampak muram karena mengaku kesulitan mengerjakan soal-soal yang disajikan. Berbeda dengan Aji Nugroho (29) dan Erwin (28). Meski mengaku tidak semua soal bisa dikerjakan, keduanya merasa harus optimis.
“Ya, bismillah lah. Mudah-mudahan diterima, sebagai hadiah pernikahan saya. Kalau tidak diterima, mudah-mudahan tahun depannya lagi diterima,” ujar Erwin yang sehari-hari bekerja di bagian rumah tangga Rumah Dinas Wakil Bupati Purbalingga. (cie)